Rabu, 16 Maret 2011

Kepadatan


1.      Pengertian Kepadatan

Pengertian Kepadatan  secara umum adalah hasil bagi jumlah objek terhadap luas daerah. Dengan demikian satuan yang digunakan adalah satuan/luas daerah, misalnya: buah/m2.
Sebagai contoh, kepadatan penduduk disebut sebagai 65 orang/km2.

Menurut salah satu tokah psikologi bernama Sundstom kepadatan adalah sejumlah manusia dalam satu unit ruangan atau sejumlah individu yang berada di suatu ruangan atau wilayah tertentu dan lebih bersifat fisik. Dimana suatu keadaan akan dikatakan semakin padat bila jumlah manusia pada suatu batas ruang tertentu semakin banyak dibandingkan luas ruangannya.

Selain itu kepadatan dapat meningkatkan agresivitas pada anak-anak dan orang dewasa, serta kehilangan minat untuk berkomunikasi,kerjasama maupun motivasi untuk beraktivitas kepadatan juga dapat menurunkan konsentrasi seseorang. Namun dari hasil penelitian yang pernah dilakukan diketahui bahwa kepadatan sangat member dampak yang kurang baik, terutama pada pria , kepadatan lebih berpengaruh terhadap pria atau dapat dikatakan pria lebih memiliki perasaan negatif pada kepadatan bila dibandingkan dengan wanita dan dapat meningkatkan agresivitas mereka apabila mereka dalam kondisi yang sangat tidak nyaman.

2.      Kategori Kepadatan

Kepadatan dapat dibedakan dalam beberapa kategori, yaitu Holahan menggolongkan kepdatan menjadi dua kategori yaitu

1. Kepadatan spasial (spatial density)
Yaitu yang terjadi bila besar atau luas ruangan diubah menjadi lebih kecil atau lebih sempit sedangkan jumlah individu tetap, sehingga didapatkan kepadatan meningkat sejalan menurunnya besar ruang.

2. kepadatan sosial (social density)  
yang terjadi bila jumlah individu ditambah tanpa diiringi dengan penambahan besar atau luas ruangan sehingga terjadinya peningkatan kepadatan.

Selain itu menurut Altman juga kepadatan dapat digolongkan kedalam dua kategori,yaitu 

1. Kepadatan dalam (Inside density)
Yaitu sejumlah individu yang berada dalam suatu ruangan atau tempat tinggal seperti kepadtaan di dalam rumah, kamar, dan ruangan-ruangan lainnnya.

2. Kepadatan luar (outside density)
Yaitu sejumlah individu yang berada pada suatu wilayah tertentu, seperti  yang bermukim di suatu wilayah pemukiman.
3.      Akibat Kepadatan Tinggi

Akibat secara psikis antara lain :
a.   Stres, kepadatan tinggi dapat menumbuhkan perasaan negatif,rasa cemas, stress dan perubahan suasana hati.
b.   Menarik diri, kepadatan tinggi menyebabkan individu cenderung untuk menarik diri dan kuran mau berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
c.   Perilaku menolong ( perilaku prososial), tingkat kepadatan tinggi juga menurunkan keinginan individu untu menolong atau member bantuan pada orang lain yang memutuhkan, terutama pada orang yang tidak dikenal.
d.   Kemampuan mengerjakan tugas, siyuasi padat dapat menurunkan kemampuan individu untuk mengerjakan tugas-tugasnya pada saat tertentu.
e.   Perilaku agresi, situasi padat yang dialami individu dapat menumbuhkan frustasi dan kemarahan serta pada akhirnya akan terbentuk perilaku agresi.

4.      Kepadatan & Perbedaan Budaya

Menurut Koerte (dalam Budihardjo, 1991) faktor-faktor sepeti ras, kebiasaan adat istiadat, pengalaman masa silam, struktur sosial, dan lain-lainnya akan sangat menentukan apakan kepadatan tertentu dapat menimbulkan perasaan sesak atau tidak. Estein (dalam Sears, 1994) menemukan bahwa pengaruh kepadatan tinggi tempat tinggal tidak akan kterjadi apabila penghuni mempunyai sikap kooperatif dan tingkat pengendalian tertentu. 
                                    
Dibandingkan dengan suasana kota, suasana kepadatan di desa mungkin tidak terlalu dirasakan karena di desa masih belum dipadati oleh gedung-gedung bertingkat,perkantoran bahkan polusi sekalipun. Walaupun didesa juga padat oleh penduduk tetapi di desa masih banyak lahan-lahan luas yang member ruang gerak pada penduduknya sehingga jarang kita temukan tingkat kepadatan yang cukup tinggi.

Sumber:


AMBIENT CONDITION DAN ARCHITECTURAL FEATURES

1.     AMBIENT CONDITION

Kebisingan
Menurut Ancok (1989)keadaan bising dan temperatur yang tinggi akan mempengaruhi emosi. Emosi yang tidak terkontrol akan mempengaruhi hubungan sosial didalam maupun diluar rumah.
Menurut Rahardjani (1987) kebisingan juga akan berakibat menurunnya kemampuan mendengar dan turunnya konsentrasi belajar pada anak.
Sarwono (1992) menyebutkan tiga factor yang menyebabkan suara secara psikologis dianggap bising yaitu: Volume, Perkiraan,  Pengendalian
Menurut Holahan (1982) kebisingan dapat menjadi penyebab reaksi fisiologis sistematis yang secara khusus diasosiasikan dengan stress. Sementara menuruk Crook dan Langdon mengatakan terdapat hubungan antara kebisingan dengan aspek-aspek fisik, dan kesehatan mental.
Suhu dan Polusi Udara
Tingginya suhu udara dan polusi udara akan menimbulkan efek penyakit dan efek perilaku sosial seperti meningkatnya mortalitas, menguransi konsentrasi, perhatian serta timbulnya penyakit-penyakit pernafasan .
Rahardjani (1987) melihat bahwa suhu dan kelembaban rumah sangat dipengaruhi beberapa faktor, yaitu: warna dinding, volume ruang, arah sinar matahari, dan jumlah penghuni.
Pencahayaan dan Warna
Menurut Fisher dkk. (1984) terdapat banyak efek pencahayaan yang berkaitan dengan perilaku. Pada dasarnya, cahaya mempengaruhi kinerja kita dalam bekerja dan dapat mempengaruhi suasana hati dan perilaku sosial kita.

Warna
Menurut Heimstra dan MC Farling, warna memiliki tiga dimensi yaitu: kecerahan, corak warna, dan kejenuhan. Sedangkan menurt Holahan (1982) dan Mehrabian &Russel  warna juga mempunyai efek independen terhadap suasana hati, tingkat pembangkitan, dan sikap; dimana ketiganya mempengaruhi kinerja


2       ARCHITECTURAL FEATURES
Estetika
Spranger membagi orientasi hidup menjadi 6 kategori, dimana nilai estetis merupakan salah satu siantaranya selain nilai ekonomi, nilai kekuasaan, nilai sosial, nilai religious, dan nilai intelektual. Sedangkan menurut Fisherdkk (1984) salah atu tujuan daridesain adalah memunculkan respon tertentu terhadap seting yang telah disediakan.
Penelitian telah menunjukkan pula bahwa kualitas estetis suatu ruangan dalam konteks keceriaan dan daya tarik dapat mempengaruhi jenis evaluasi yang kita bua ketika berada dalam seting tersebut.
Perabot
Perabot dan pengaturannya dan aspek-aspek lain dari lingkungan ruang merupakan salah satu penentu perilaku yang penting karena dapat mempengaruhi cara orang dalam mempersepsikan ruang tersebut.